Join The Community

Premium WordPress Themes

Kamis, 05 Juli 2012

Festival orang mati dimalagasi

Menurut kepercayaan Orang Malagasi, manusia tidak tercipta dari tanah, melainkan dari tubuh para leluhur. karena itulah mereka sangat mengagungkan leluhur mereka. Mereka juga percaya bahwa selama jasad seseorang masih utuh selama itu pula ruhnya tetap hidup dalam tubuh tsb dan mampu berkomunikasi dengan orang yang masih hidup. melalui festival famadihana, mereka memperlakukan orang mati selayaknya org hidup. Famadihana,biasa dirayakan setiap 2 sampai 7 tahun sekali. mereka menggali kubur orang-orang tua mereka yang jasadnya telah dibalsem, lalu dimandikan diberi wewangian dlsbgnya, mereka memperlakukan mayat2 tsb layaknya org yang masih hidup. Motif utama di balik festival berasal dari kepercayaan masyarakat setempat bahwa orang yang telah mati dapat terlahir kembali. Orang yang telah mati sangat dihormati dikalangan masyarakat lokal karena mereka dianggap berhubungan langsung dengan Tuhan. Sangat menarik untuk dicatat bahwa festival ini bukan merupakan praktek kuno Madagaskar. Asal-usulnya tidak dapat ditelusuri melampaui abad ketujuh belas.





Acara dimulai bahkan sebelum penggalian kuburan, dengan peserta (istilah "pelayat" tidak lagi menjadi pilihan kata yang tepat disini) yang mulai berkumpul untuk minum dan menari sampai ritual selesai. Musik adalah bagian yang sangat penting dari upacara ini.






Selama festival ini berlangsung, mayat dikeluarkan dari makam dan kembali dibungkus kafan baru, mereka percaya bahwa kafan yang mereka ganti sudah tidak lagi memberikan kehangatan untuk si mayat. Mereka mengatakan bahwa penggantian kain kafan si mayat adalah atas permintaan si mayat sendiri melalui mimpi.





Orang yang diundang pada upacara ini kebanyakan adalah dari keluarga ataupun kerabat si mayat.





Sebelum mayat-mayat itu dikembalikan kekuburan, mereka mengarak mayat-mayat tsb berkeliling di sekitar makam. Hal ini untuk membuat jiwa-jiwa orang yang telah meninggal akrab dengan tempat tinggal abadi mereka, jika tidak, ada keyakinan mereka mungkin berkeliaran dan meneror penduduk desa setelah itu.





Dalam Festival ini juga diadakan korban binatang dan beragam perayaan tradisional. Daging dari hewan yang disembelih didistribusikan di antara keluarga dan teman-teman. Ada lagu tradisional dan pertunjukan tari yang dilakukan oleh anggota keluarga.














Aneh aneh aja...

0 komentar:

Posting Komentar